MENYUSUN ALINEA
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia
Dosen: Elis Siti Julaihah,
S.S., M.A.
Disusun oleh:
Wawan
Dadi Haryadi
Herlin Rosyani
Ipan Maulana Pauji
FAKULTAS SYARI’AH
PRODI AHWAL SYAKHSIYYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM
CIAMIS
|
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,
semoga rahmat dan keselamatan senantiasa diberikan kepada Nabi Muhammad SAW,
kepada keluarga, para sahabatnya, dan kita selaku umatnya.
Dalam rangka memenuhi tugas kuliah bahasa Indonesia maka
dibuatlah makalah yang berjudul “Menyusun Alinea”. Penulis sadari bahwa makalah
masih jauh dari sempurna. Terlepas dari kekurangan yang ada, penulis berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Ciamis, November 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR
ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2
Rumusan................................................................................................ 1
1.3
Tujuan.................................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian dan Fungsi Alinea................................................................ 2
2.2
Macam-macam Alinea........................................................................... 2
2.3
Koreksi Kesalahan Kalimat................................................................... 5
2.4
Membuat Ringkasan Teks..................................................................... 7
BAB
III PENUTUP
3.1
Kesimpulan.......................................................................................... 9
3.2
Saran.................................................................................................... 9
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai seorang
mahasiswa dalam melaksanakan proses perkuliahannya tidak lepas dari tugas
membuat makalah, laporan, bahkan sampai skripsi. Disini seringkali kita bingung
dan kesulitan dalam menyusun paragraf
yang baik dan benar, dimana tujuan dari paragraf yang baik adalah agar
menghasilkan suatu karangan atau karya ilmiah yang baik dan benar yang mampu
menyampaikan ide-ide pokok dari penulis. Dalam menyusun suatu paragraf yang
baik, harus memperhatikan stukturnya, yaitu kalimat utama dan kalimat penjelas,
artinya dalam paragraf atau alinea harus ada kepaduan antara topik dan kalimat
penjelasnya.
Sebagai seorang
mahasiswa hendaknya kita lebih mengetahui apa itu paragraf dan segala ruang lingkupnya, sehingga kita
bisa menyusun paragraf dengan baik dan benar. Oleh karena itu, untuk memahami
bagaimana menyusun sebuah paragraf yang benar dan mengetahui berbagai macam jenis paragraf,
maka makalah ini disusun agar menambah pengetahuan para pembaca tentang
penggunaan paragraf yang baik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian dan fungsi alinea
2. Macam-macam alinea
3. Koreksi kesalahan kalimat
4. Membuat ringkasan tek
1.3 Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan agar pembaca makalah ini mengetahui arti
paragraf atau alinea, macam-macam alinea, dan bisa menyusun alinea dengan baik
dan benar, sehingga menghasilkan tulisan yang indah, enak dibaca dan mudah
dipahami.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian dan Fungsi Alinea
Paragraf atau alinea adalah bagian wacana yang mengungkapkan satu pikiran
yang lengkap atau satu tema yang dalam ragam tulis ditandai oleh bab pertama
yang menjorok ke dalam atau jarak spasi yang lebih. (KBBI edisi ke empat)
Alinea memiliki fungsi sebagai berikut:
a.
Mengekspesikan gagasan
tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran
dan perasaan ke dalam serangkaian
kalimat yang tersusun secara logis, dalam suatu kesatuan.
b.
Memudahkan
pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan memudahkan
pemahaman bagi
pembacanya.
c.
Memudahkan pengembangan
topik karangan kedalam satuan-satuan unit
yang lebih kecil.
d.
Mengungkapkan informasi
tertentu dengan gagasan utama sebagai
pengendalinya. Menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri
dari beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran.
2.2. Macam-macam Alinea
1. Narasi
Paragraf naratif adalah paragraf yang menceritakan berbagai peristiwa
secara runtut (kronologis) mulai dari awal sampai akhir. Paragraf narasi
dibatasi dalam dimensi waktu.
Contoh:
Pada istirahat. Andi tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati
bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan,
mengernyitkan kening, tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali, seakan di perpustakaan
hanya ada dia.
2. Deskriptif
Paragraf deskriptif adalah paragraf yang menggambarkan sesuatu dengan jelas
dan terperinci (sejelas-jelasnya) tentang suatu hal (objek) sehingga
seolah-olah pembaca dapat melihat sendiri objek tersebut.
Contoh:
Perempuan itu tinggi semampai. Jilbab warna ungu yang menutupi kepalanya
membuat kulit wajahnya yang putih nampak semakin cantik. Matanya bulat bersinar
disertai bulu mata yang tebal. Hidungnya mancung sekali mirip para wanita dari
palestina.
3. Ekspositif
Paragraf ekspositif adalah paragraf yang bertujuan menginformasikan sesuatu
kepada pembaca.
Contoh:
Bahtsul masail sendiri
merupakan forum diskusi keagamaan yang sudah mendarah daging di pesantren. Di dalamnya, dibahas persoalan-persoalan
masyarakat yang membutuhkan tinjauan keagamaan secara ilmiah, rinci, dan
terukur. Perlu diketahui pula bahwa sebagian besar topik yang muncul didasarkan
atas laporan, aduan, atau keluhan masyarakat tentang persoalan agama, sosial,
budaya, hingga ekonomi. Bisa dikatakan bahwa bahtsul masail sesungguhnya merupakan
cara khas pesantren untuk menyuarakan aspirasi masyarakat melalui perspektif
agama.
4. Persuasi
Paragraf persuasi adalah paragraf
yang mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca agar melakukan sesuatu.
Contoh:
Kebersihan adalah hal terpenting dalam kehidupan. Tanpa kebersihan,
mungkin dunia kita akan dipenuhi dengan sampah. Di mana-mana terjangkit beragam
jenis penyakit yang akan menghantui manusia. Beragam bencana pun akan timbul.
Oleh karena itu, marilah kita ciptakan kebersihan di mana pun kita berada.
5. Argumentasi
Paragraf argumentasi adalah paragraf yang
mengemukakan suatu pendapat beserta alasannya. Ciri-cirinya: ada pendapat dan
ada alasannya.
Contoh:
Keberhasilan domain itu memang tidak mudah diukur. Sebab, domain tersebut
menyangkut hal yang sangat rumit, bahkan terkait dengan "meta
penampilan" siswa yang kadang-kadang tidak kelihatan. Membentuk karakter
manusia memang membutuhkan pengorbanan, sebagaimana yang dilakukan
negara-negara maju seperti Jepang, Singapura, dan Malaysia. Mereka bisa maju
karena memiliki banyak orang pintar dan berkarakter.
Paragraf berdasarkan letak kalimatnya dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya diletakan di awal
paragraf.
Contoh:
Bangsa Indonesia dikenal di mancanegara sebagai bangsa yang memiliki aneka
ragam kebudayaan dan kesenian. Hal itu karena Indonesia terdiri atas suku-suku
bangsa yang memiliki kesenian tradisional yang berbeda-beda. Kebudayaan dan
kesenian yang beraneka ragam tersebut merupakan jati diri bangsa yang patut
dibanggakan.
2. Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya diletakan di akhir
paragraf.
Contoh:
Jika sedang menikmati tarian khas Jawa diiringi gending yang anggun dan
agung, akan terasa suatu keindahan yang sangat menarik. Kita pun dibuat terlena
karenanya. Apalagi dipadukan dengan lantunan sinden dengan tembang-tembang
macapatnya yang lembut dan melankolis, semakin menambah suasana menjadi lebih
syahdu. Itulah kesenian khas Jawa klasik yang sangat terkenal di Indonesia.
3. Paragraf campuran adalah paragraf yang
dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti
kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik. Kalimat topik yang
ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf.
Contoh:
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari
komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana
komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern.
Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini
tanpa adanya sarana komunikasi.
2.3 Koreksi Kesalahan Kalimat
a. Kesalahan kalimat
1. Kesalahan internal
Kesalahan internal adalah kesalahan kalimat yang diukur dari unsur-unsur
kesalahan kalimat.
2. Kesalahan eksternal
Kesalahan eksternal adalah
kesalahan yang diukur dari unsur luar kalimat yang bersangkutan. Di sini
kesalahan eksternal dapat di ukur dari kalimat-kalimat lain yang menjadi konteks kalimat lingkungannya.
b. Membetulkan kesalahan kalimat
Ada beberapa jenis kesalahan dalam menyusun kalimat
:
1. Kalimat tanpa subjek
1. Kalimat tanpa subjek
Dalam menyusun kalimat, sering kali dengan kata depan atau
preposisi, lalu verbnya
menggunakan bentuk aktif atau berlawanan me- baik dengan atau tanpa akhiran -kan.
Demikian dihasilkan kalimat-kalimat salah seperti di bawah ini:
§ Bagi yang merasa kehilangan buku tersebut harap mengambilnya
dikantor.
§ Dengan beredarnya koran masuk desa bermanfaat sekali bagi rakyat
pedesaan.
§ Untuk membetulkan kalimat di atas dapat dilakukan dengan :
§ Menghilangkan kata depan pada masing-masing kalimat tersebut; atau
§ Mengubah verba pada kalimat tersebut, misalnya dari aktif menjadi pasif.
Jadi
kemungkinan pembetulan kalimat di atas adalah :
§ Mahasiswa yang merasa kehilangan buku tersebut harap mengambilnya
di kantor.
§ Beredarnya koran masuk desa bermanfaat sekali bagi masyarakat
pedesaan.
§ Dalam pembetulan kalimat di atas, maka subjeknya menjadi lebih
jelas, yaitu yang merasa kehilangan buku tersebut dan beredarnya koran masuk
desa.
2. Kalimat dengan objek kata
depan
Kesalahan pemakaian kata depan juga sering di temui pada objek.
Contoh:
· Hari ini kita tidak akan membicarakan lagi soal harga, tetapi soal
ada tidaknya barang itu.
· Dalam setiap kesempatan mereka tidak bosan-bosannya mendiskusikan
tentang dampak positif pembuatan waduk
itu.
Dua kalimat di atas dapat dapat di betulkan dengan menghilangkan kata depan pada kalimat (1)
dan tentang pada kalimat (2). Perlu
dicatat bahwa dalam bahasa Indonesia terdapat beberapa verba dan kata depan
yang sudah merupakan paduan, misalnya: bertentangan
dengan, bergantung pada, berbicara dengan, menyesal atas, keluar dari, sesuai
dengan, serupa dengan.
c. Konstruksi pemilik kata depan
Kesalahan
pemakaian kata depan lain yang ditemui pada konstruksi frasa: termilik +
pemilik. Secara berlebihan sering ditemui adanya kecenderungan
mengeksplisitkan hubungan antara
termilik dengan pemilik, dengan memakai kata depan dari atau daripada, misalnya:
▪ Kebersihan
lingkungan adalah kebutuhan dari warga.
▪ Buku-buku daripada perpustakaan perlu ditambah.
Konstruksi frasa yang sejenis dengan kebutuhan dari warga dan buku-buku daripada perpustakaan ini, sering kita dengar perlahan dalam pidato-pidato (umumnya tanpa teks), misalnya:
▪ Buku-buku daripada perpustakaan perlu ditambah.
Konstruksi frasa yang sejenis dengan kebutuhan dari warga dan buku-buku daripada perpustakaan ini, sering kita dengar perlahan dalam pidato-pidato (umumnya tanpa teks), misalnya:
§ Biaya dari pembangunan jembatan ini, kenaikan daripada harga-harga
barang elektronik.
Dalam karangan keilmuan konstruksi frasa yang tidak baku hendaknya dihindari karena dalam
bahasa Indonesia hubungan “termilik” + pemilik bersifat implisit.
d. Kalimat yang ‘pelaku’ dan verbanya tidak bersesuaian
Dalam kalimat dasar, verba dapat dibedakan menjadi verba yang
menuntut hadirnya satu ‘pelaku’ dan verba yang menuntut hadirnya lebih dari
satu ‘pelaku’. Dalam pembentukan kalimat, kesalahan yang mungkin terjadi ialah
penggunaan verba dua ‘pelaku’, namun salah satu ‘pelakunya’ tidak tercantumkan.
e.
Penempatan
yang salah kata aspek, pada kalimat pasif
berpronomina
Menurut kaidah, konstruksi pasif berpronomina berpola aspek +
pronomian + verba dasar. Jadi tempat kata aspek adalah di depan pronominal. Kesalahan
yang sering terjadi adalah penempatan aspek diantara pronominal dengan verba
atau dalam pola: “pronominal + aspek + verba dasar”.
f. Kesalahan
pemakaian kata sarana
Dalam menyusun kalimat sering dipakai kata sarana, kata sarana itu
dapat berupa kata depan dan kata penghubung. Kata depan lazimnya terdapat dalam
satu frasa depan, dan kata penghubung pada umumnya terdapat pada kalimat mejemuk
baik yang setara maupun yang bertingkat. Kesalahan
pemakaian kata depan umumnya terjadi pada pemakaian kata depan di, pada dan
dalam, ketiga kata depan tersebut sering dikacaukan.
2.4. Membuat Ringkasan Teks
Ringkasan dapat diartikan penyajian singkat dari suatu karangan
asli, dengan tetap mempertahankan urutan isi dan sudut pandang pengaranganya.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat membuat ringkasan atau rangkuman,
yaitu sebagai berikut:
a. Membaca naskah aslinya
Sebelum
merangkum, kita harus membaca teks bacaan seluruhnya untuk mengetahui kesan
umum, terutama maksud penulis dan sudut pandangnya.
b. Mencatat gagasan utama
Semua gagasan utama dapat dicatat terlebih dahulu atau cukup
digaris bawahi.
c. Membuat reproduksi
Setelah melalui kedua tahap tersebut, barulah kita menyusun kembali
bacaan tersebut dalam suatu karangan singkat berdasarkan gagasan utama yang
telah dicatat.
Selain melakukan tiga hal di atas, juga terdapat beberapa hal yang
perlu diperhatikan juga agar ringkasan itu diterima sebagai suatu tulisan yang
baik.
1)
Menyusun
kalimat tunggal daripada kalimat majemuk.
2)
Meringkas
kalimat menjadi frasa, frasa menjadi kata, dan mengganti rangkaian gagasan yang
panjang menjadi gagasan yang sentral.
3)
Jika
memungkinkan, buanglah semua keterangan atau kata sifat yang ada.
4)
Mempertahankan
susunan gagasan dan urutan naskah.
5)
Menentukan
panjang ringkasan yaitu dengan cara menghitung jumlah seluruh kata dalam
karangan itu dan bagilah dengan seratus. Hasil pembagian itulah merupakan
panjang karangan yang harus ditulis.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Alinea tidak lain dari suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang
lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Alinea bertujuan untuk memudahkan
pengertian dan pemahaman dengan menceraikan suatu tema dari tema yang lain
serta memisahkan dan menegaskan perkataan secara wajar dan formal.
Alinea dibagi berdasarkan jenis dan letak kalimat utamanya. Alinea
berdasarkan jenisnya ada 4 yaitu: narasi, deskriptif, ekspositif, persuasi, dan
argumentasi. Alinea yang berdasarkan letak kalimatnya ada 3 yaitu, deduktif,
induktif, dan campuran.
3.2 SARAN
Demikianlah yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dikarenakan
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya referensi. Semoga makalah ini berguna
bagi penulis dan para pembaca.
|
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Somad Adi, Aminudin, dkk. 2008. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia 1 Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Abdul Somad Adi, Aminudin, dkk. 2008. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia 3 Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Lilis Aisyah Nenden, Tatang Atang, dkk. 2008. Aktif Berkomunikasi
dengan Bahasa Indonesia 2. Solo: Wangsa Jatra Lestari.
Lilis Aisyah Nenden, Tatang Atang, dkk. 2008. Aktif Berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia
3. Solo: Wangsa Jatra Lestari.
semoga bermanfaat
BalasHapus