Blogger Widgets

Rabu, 04 Maret 2015

makalah menyusun alinea

MENYUSUN ALINEA

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia
Dosen: Elis Siti Julaihah, S.S., M.A.




Disusun oleh:
Wawan
Dadi Haryadi
Herlin Rosyani
Ipan Maulana Pauji


FAKULTAS SYARI’AH
PRODI AHWAL SYAKHSIYYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM
CIAMIS

2013


 KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, semoga rahmat dan keselamatan senantiasa diberikan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabatnya, dan kita selaku umatnya.
Dalam rangka memenuhi tugas kuliah bahasa Indonesia maka dibuatlah makalah yang berjudul “Menyusun Alinea”. Penulis sadari bahwa makalah masih jauh dari sempurna. Terlepas dari kekurangan yang ada, penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Ciamis,   November 2013

Penulis



















DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Rumusan................................................................................................ 1
1.3 Tujuan.................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Fungsi Alinea................................................................ 2
2.2 Macam-macam Alinea........................................................................... 2
2.3 Koreksi Kesalahan Kalimat................................................................... 5
2.4 Membuat Ringkasan Teks..................................................................... 7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 9
3.2 Saran.................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA



 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai seorang mahasiswa dalam melaksanakan proses perkuliahannya tidak lepas dari tugas membuat makalah, laporan, bahkan sampai skripsi. Disini seringkali kita bingung dan kesulitan dalam menyusun  paragraf yang baik dan benar, dimana tujuan dari paragraf yang baik adalah agar menghasilkan suatu karangan atau karya ilmiah yang baik dan benar yang mampu menyampaikan ide-ide pokok dari penulis. Dalam menyusun suatu paragraf yang baik, harus memperhatikan stukturnya, yaitu kalimat utama dan kalimat penjelas, artinya dalam paragraf atau alinea harus ada kepaduan antara topik dan kalimat penjelasnya.
Sebagai seorang mahasiswa hendaknya kita lebih mengetahui apa itu paragraf  dan segala ruang lingkupnya, sehingga kita bisa menyusun paragraf dengan baik dan benar. Oleh karena itu, untuk memahami bagaimana menyusun sebuah paragraf yang benar dan  mengetahui berbagai macam jenis paragraf, maka makalah ini disusun agar menambah pengetahuan para pembaca tentang penggunaan paragraf yang baik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian dan fungsi alinea          
2. Macam-macam alinea
3. Koreksi kesalahan kalimat
4. Membuat ringkasan tek
1.3 Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan agar pembaca makalah ini mengetahui arti paragraf atau alinea, macam-macam alinea, dan bisa menyusun alinea dengan baik dan benar, sehingga menghasilkan tulisan yang indah, enak dibaca dan mudah dipahami.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Fungsi Alinea
Paragraf atau alinea adalah bagian wacana yang mengungkapkan satu pikiran yang lengkap atau satu tema yang dalam ragam tulis ditandai oleh bab pertama yang menjorok ke dalam atau jarak spasi yang lebih. (KBBI edisi ke empat)
Alinea memiliki fungsi sebagai berikut:
a.         Mengekspesikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran
dan perasaan  ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis, dalam suatu kesatuan.
b.         Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan memudahkan  
pemahaman bagi pembacanya.
c.         Memudahkan pengembangan topik karangan kedalam satuan-satuan unit
yang lebih kecil.
d.        Mengungkapkan informasi tertentu dengan gagasan utama sebagai
pengendalinya. Menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri dari beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran.

2.2. Macam-macam Alinea  
1. Narasi
Paragraf naratif adalah paragraf yang menceritakan berbagai peristiwa secara runtut (kronologis) mulai dari awal sampai akhir. Paragraf narasi dibatasi dalam dimensi waktu.
Contoh:
Pada istirahat. Andi tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitkan kening, tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali, seakan di perpustakaan hanya ada dia.



2. Deskriptif
Paragraf deskriptif adalah paragraf yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci (sejelas-jelasnya) tentang suatu hal (objek) sehingga seolah-olah pembaca dapat melihat sendiri objek tersebut.
Contoh:
Perempuan itu tinggi semampai. Jilbab warna ungu yang menutupi kepalanya membuat kulit wajahnya yang putih nampak semakin cantik. Matanya bulat bersinar disertai bulu mata yang tebal. Hidungnya mancung sekali mirip para wanita dari palestina.
3. Ekspositif
Paragraf ekspositif adalah paragraf yang bertujuan menginformasikan sesuatu kepada pembaca.
Contoh:
Bahtsul masail sendiri merupakan forum diskusi keagamaan yang sudah mendarah daging di pesantren.  Di dalamnya, dibahas persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan tinjauan keagamaan secara ilmiah, rinci, dan terukur. Perlu diketahui pula bahwa sebagian besar topik yang muncul didasarkan atas laporan, aduan, atau keluhan masyarakat tentang persoalan agama, sosial, budaya, hingga ekonomi. Bisa dikatakan bahwa bahtsul masail sesungguhnya merupakan cara khas pesantren untuk menyuarakan aspirasi masyarakat melalui perspektif agama.
4. Persuasi
Paragraf persuasi adalah paragraf yang mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca agar melakukan sesuatu.
Contoh:
Kebersihan adalah hal terpenting dalam kehidupan. Tanpa kebersihan, mungkin dunia kita akan dipenuhi dengan sampah. Di mana-mana terjangkit beragam jenis penyakit yang akan menghantui manusia. Beragam bencana pun akan timbul. Oleh karena itu, marilah kita ciptakan kebersihan di mana pun kita berada.


5. Argumentasi
Paragraf argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan suatu pendapat beserta alasannya. Ciri-cirinya: ada pendapat dan ada alasannya.
Contoh:
Keberhasilan domain itu memang tidak mudah diukur. Sebab, domain tersebut menyangkut hal yang sangat rumit, bahkan terkait dengan "meta penampilan" siswa yang kadang-kadang tidak kelihatan. Membentuk karakter manusia memang membutuhkan pengorbanan, sebagaimana yang dilakukan negara-negara maju seperti Jepang, Singapura, dan Malaysia. Mereka bisa maju karena memiliki banyak orang pintar dan berkarakter.
Paragraf berdasarkan letak kalimatnya dibagi menjadi 3, yaitu:
1.      Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya diletakan di awal paragraf.
Contoh:
Bangsa Indonesia dikenal di mancanegara sebagai bangsa yang memiliki aneka ragam kebudayaan dan kesenian. Hal itu karena Indonesia terdiri atas suku-suku bangsa yang memiliki kesenian tradisional yang berbeda-beda. Kebudayaan dan kesenian yang beraneka ragam tersebut merupakan jati diri bangsa yang patut dibanggakan.
2.      Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya diletakan di akhir paragraf.
Contoh:
Jika sedang menikmati tarian khas Jawa diiringi gending yang anggun dan agung, akan terasa suatu keindahan yang sangat menarik. Kita pun dibuat terlena karenanya. Apalagi dipadukan dengan lantunan sinden dengan tembang-tembang macapatnya yang lembut dan melankolis, semakin menambah suasana menjadi lebih syahdu. Itulah kesenian khas Jawa klasik yang sangat terkenal di Indonesia.
3.      Paragraf campuran adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik. Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf.
Contoh:
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
2.3 Koreksi Kesalahan Kalimat
a. Kesalahan kalimat
1. Kesalahan internal
Kesalahan internal adalah kesalahan kalimat yang diukur dari unsur-unsur
kesalahan kalimat.
2. Kesalahan eksternal
Kesalahan eksternal adalah  kesalahan yang diukur dari unsur luar kalimat yang bersangkutan. Di sini kesalahan eksternal dapat di ukur dari kalimat-kalimat lain yang  menjadi konteks kalimat lingkungannya.
b. Membetulkan kesalahan kalimat
Ada beberapa jenis kesalahan dalam menyusun kalimat :
1. Kalimat tanpa subjek
Dalam menyusun kalimat, sering kali dengan kata depan atau preposisi, lalu verbnya menggunakan bentuk aktif atau berlawanan me- baik dengan atau tanpa akhiran -kan. Demikian dihasilkan kalimat-kalimat salah seperti di bawah ini:
§  Bagi yang merasa kehilangan buku tersebut harap mengambilnya dikantor.
§  Dengan beredarnya koran masuk desa bermanfaat sekali bagi rakyat pedesaan.
§  Untuk membetulkan kalimat di atas dapat dilakukan dengan :
§  Menghilangkan kata depan pada masing-masing kalimat tersebut; atau
§  Mengubah verba pada kalimat tersebut, misalnya dari aktif menjadi pasif.
Jadi kemungkinan pembetulan kalimat di atas adalah :
§  Mahasiswa yang merasa kehilangan buku tersebut harap mengambilnya di kantor.
§  Beredarnya koran masuk desa bermanfaat sekali bagi masyarakat pedesaan.
§  Dalam pembetulan kalimat di atas, maka subjeknya menjadi lebih jelas, yaitu yang merasa kehilangan buku tersebut dan beredarnya koran masuk desa.

2.  Kalimat dengan objek kata depan
Kesalahan pemakaian kata depan juga sering di temui pada objek. Contoh:
·      Hari ini kita tidak akan membicarakan lagi soal harga, tetapi soal ada tidaknya barang itu.
·      Dalam setiap kesempatan mereka tidak bosan-bosannya mendiskusikan tentang    dampak positif pembuatan waduk itu.
Dua kalimat di atas dapat dapat di betulkan dengan menghilangkan kata depan pada kalimat (1) dan tentang pada kalimat (2). Perlu dicatat bahwa dalam bahasa Indonesia terdapat beberapa verba dan kata depan yang sudah merupakan paduan, misalnya: bertentangan dengan, bergantung pada, berbicara dengan, menyesal atas, keluar dari, sesuai dengan, serupa dengan.
c.  Konstruksi pemilik kata depan
Kesalahan pemakaian kata depan lain yang ditemui pada konstruksi frasa: termilik + pemilik. Secara berlebihan sering ditemui adanya kecenderungan mengeksplisitkan  hubungan antara termilik dengan pemilik, dengan memakai kata depan dari atau daripada, misalnya:
Kebersihan lingkungan adalah kebutuhan dari warga.
Buku-buku daripada perpustakaan perlu ditambah.
Konstruksi frasa yang sejenis dengan kebutuhan dari warga dan buku-buku daripada perpustakaan ini, sering kita dengar perlahan dalam pidato-pidato (umumnya tanpa teks), misalnya:
§ Biaya dari pembangunan jembatan ini, kenaikan daripada harga-harga barang elektronik.
Dalam karangan keilmuan konstruksi frasa yang tidak baku hendaknya dihindari karena dalam bahasa Indonesia hubungan “termilik” + pemilik bersifat implisit.
d. Kalimat yang ‘pelaku’ dan verbanya tidak bersesuaian
Dalam kalimat dasar, verba dapat dibedakan menjadi verba yang menuntut hadirnya satu ‘pelaku’ dan verba yang menuntut hadirnya lebih dari satu ‘pelaku’. Dalam pembentukan kalimat, kesalahan yang mungkin terjadi ialah penggunaan verba dua ‘pelaku’, namun salah satu ‘pelakunya’ tidak tercantumkan.


e.    Penempatan yang salah kata aspek, pada kalimat pasif berpronomina
Menurut kaidah, konstruksi pasif berpronomina berpola aspek + pronomian + verba dasar. Jadi tempat kata aspek adalah di depan pronominal. Kesalahan yang sering terjadi adalah penempatan aspek diantara pronominal dengan verba atau dalam pola: “pronominal + aspek + verba dasar”.
f. Kesalahan pemakaian kata sarana
Dalam menyusun kalimat sering dipakai kata sarana, kata sarana itu dapat berupa kata depan dan kata penghubung. Kata depan lazimnya terdapat dalam satu frasa depan, dan kata penghubung pada umumnya terdapat pada kalimat mejemuk baik yang setara maupun yang bertingkat. Kesalahan pemakaian kata depan umumnya terjadi pada pemakaian kata depan di, pada dan dalam, ketiga kata depan tersebut sering dikacaukan.
2.4. Membuat Ringkasan Teks
Ringkasan dapat diartikan penyajian singkat dari suatu karangan asli, dengan tetap mempertahankan urutan isi dan sudut pandang pengaranganya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat membuat ringkasan atau rangkuman, yaitu sebagai berikut:
a. Membaca naskah aslinya
Sebelum merangkum, kita harus membaca teks bacaan seluruhnya untuk mengetahui kesan umum, terutama maksud penulis dan sudut pandangnya.
b. Mencatat gagasan utama
Semua gagasan utama dapat dicatat terlebih dahulu atau cukup digaris bawahi.
c. Membuat reproduksi
Setelah melalui kedua tahap tersebut, barulah kita menyusun kembali bacaan tersebut dalam suatu karangan singkat berdasarkan gagasan utama yang telah dicatat.
Selain melakukan tiga hal di atas, juga terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan juga agar ringkasan itu diterima sebagai suatu tulisan yang baik.
1)   Menyusun kalimat tunggal daripada kalimat majemuk.
2)   Meringkas kalimat menjadi frasa, frasa menjadi kata, dan mengganti rangkaian gagasan yang panjang menjadi gagasan yang sentral.
3)   Jika memungkinkan, buanglah semua keterangan atau kata sifat yang ada.
4)   Mempertahankan susunan gagasan dan urutan naskah.
5)   Menentukan panjang ringkasan yaitu dengan cara menghitung jumlah seluruh kata dalam karangan itu dan bagilah dengan seratus. Hasil pembagian itulah merupakan panjang karangan yang harus ditulis.




























BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Alinea tidak lain dari suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Alinea bertujuan untuk memudahkan pengertian dan pemahaman dengan menceraikan suatu tema dari tema yang lain serta memisahkan dan menegaskan perkataan secara wajar dan formal. 
Alinea dibagi berdasarkan jenis dan letak kalimat utamanya. Alinea berdasarkan jenisnya ada 4 yaitu: narasi, deskriptif, ekspositif, persuasi, dan argumentasi. Alinea yang berdasarkan letak kalimatnya ada 3 yaitu, deduktif, induktif, dan campuran.
3.2 SARAN
Demikianlah yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan kurangnya referensi. Semoga makalah ini berguna bagi penulis dan para pembaca.














 

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Somad Adi, Aminudin, dkk. 2008. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia 1 Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Abdul Somad Adi, Aminudin, dkk. 2008. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia 3 Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Lilis Aisyah Nenden, Tatang Atang, dkk. 2008. Aktif Berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia 2. Solo: Wangsa Jatra Lestari.
Lilis Aisyah Nenden, Tatang Atang, dkk. 2008. Aktif Berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia 3. Solo: Wangsa Jatra Lestari.



















1 komentar: