Langit madinah hening, bening
Seluruh madinah menjadi sepi
Para sahabat bertanya, ‘siapakah yang nabi maksudkan itu?
siapakah mereka imannya yang mempesona
itu?’ .
para sahabat terdiam, menahan nafas, bagai terhenti detak
jantung mereka, menanti sabda junjungan mulia nabi muhammadurrasulullah
shalaullah alaihi wasalam.
Nabi berkata, ‘merekalah saudaraku, mereka tiba saat aku
telah pergi, membenarkan dan mempercayai walaupun tidak pernah menemuiku,
mereka beriman pada yang ghaib, mendirikan shalat, dan menginfakan sebagian
rezeki mereka karunia dari Allah’
Saudara.. saat itu, anak mata baginda rasulullah sudah
bergenang, suaranya parau, tapi tetap tabah menutup sabda. ‘alangkah bahagianya
jika aku menemui mereka, rindunya.. aku pada mereka’
Para sahabat bertanya, “engkau menangis ya rasulullah,
engkau rindukan umatmu ya nabiyullah..”
“engkau merindukan kami? ya rasulullah.. tapi kenapa kami
tidak pernah mengingatimu, melupakanmu, sedangkan dihujung nafasmu, dirimu
masih mengingati kami, engkau melirih... umatku.. ummatku.. ummatku... malunya
kami padamu ya rasulullah..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar